Foto by Debbie Samson

Friends, pernahkah kalian mendengar Desa Hatu atau Negeri Hatu? Rasanya gak pas jika kalian berkunjung ke Kota Ambon, tapi gak mampir di Kampung yang terkenal dengan Batu, Pantai dan Buah-buahan itu. Nah, biar kalian punya sedikit referensi.. simak blog ini yah. Kalaupun gak jadi datang ke Hatu, paling gak kalian sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang Desa/Negeri Hatukaturu Henamantelu. (sejarahnya nanti kalian ikuti terus dalam blog ini yah)

Gula Bulu

Negeri Hatu atau Hatukaturu Henamantelu adalah sebuah Negeri adat yang berada di Propinsi Maluku terletak di Pulau Ambon dan termasuk dalam wilayah kekuasaan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, dengan jumlah penduduk sekarang sekitar  3.500 jiwa (900 KK). Rata-rata mata pencaharian dari penduduknya adalah sebagian besar tergolong petani darat dan laut dan hanya sebagaian kecil saja yang tergolong PNS dan TNI-POLRI. Masyarakat di Negeri Hatu selain yang berdomisili di Negeri Hatu, tetapi ada juga yang hidup di tanah perantauan seperti di kota Ambon, diberbagai pelosok tanah air di Indonesia maupun di luar Negeri seperti di Belanda.

Foto by Debbie Samson

Negeri Hatu ini terletak ± 47 Km dari Kota Ambon. Kalo gak salah terletak di bagian Barat dari kota Ambon Manise itu. Dari bandar udara Pattimura hanya berjarak ± 7 Km dan hanya butuh waktu 10 menit utk tiba di Negeri Hatu Katuru Henamantelu. Sedangkan dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon (Pelabuhan Laut) jaraknya ± 48 Km (itu perhitungan suka-suka gue ajah, tp gak jauh2 amat deh dari perhitungan aslinye.. hehe ). Makanya gue referensiin ajah utk gunakan transportasi “burung besi” alias pesawat kalau kalian ingin kunjungi Negeri Hatu ini (khusus untuk kalian yang berada di luar Pulau Ambon). Yang berada dekat-dekat dan gak butuh transportasi udara, kalian bisa gunakan mobil ajah atau sepeda motor atau speed boat.. sepeda juga bolehlah. Tapi  jangan cariin becak atau andong atau kereta api atau bajaij yah.. gak ada loh disana.. kalian juga gak perlu kuatir utk tiba ke Negeri Hatu itu. Tempatnya gak berada di daerah terpencil koq. Jalannya juga muantepp. Pokoknya dijamin perjalanan kalian ke tempat ini akan terasa sangat menyenangkan. Masyarakatnya oke oke.. baik hati dan ramah dengan tamu-tamu yang datang… (narsis dikit deh) 😀

Vensca’s Collection

Mau tau apa saja yang ada di Desa/Negeri Hatu? Biasanya kalau musim buah (langsat, durian, manggis, mangga, duku, nanas, de el el), Desa Hatu ini paling banyak dikunjungi oleh para pemburu buah dari berbagai penjuru di Kota Ambon. Secara, buahnya lezat dan manis amat.. biasa deeh, semanis orang-orangnya gitu lah.. wekekekekk.. 😀 selain buah, ada juga Cengkeh dan Pala yang sangat banyak ditemui. Eits, kalian tau Cengkeh dan Pala gak? Itu loh, rempah-rempah yang akhirnya membawa para Kompeni dari Negeri Belanda sana untuk bermukim dan menjajah Negara kite yang tercinta ini, terlebih Maluku. 😦

Foto by A Risamasu

Yang paling terkenal dan yang paling ajaib di Desa/Negeri Hatu adalah BATU. Hey koq Batu sih? Iya lah..  nama kampungnya saja Hatu Katuruhenamantelu artinya Batu yang keluar.. di Desa ini, Batu gak pernah habis-habisnya. Pada hal masyarakatnya sering menggunakan batu-batu ini untuk dijual dan digunakan utk pembuatan rumah dan gedung2 pencakar di seluruh kota Ambon (gak seluruhnya kalee yeee) dari zaman ke zaman, dari abad ke abad.. hehehe…:) Jenis-jenis batunya itu macam-macam loh. Penasaran yah dengan batu-batu itu? Hmmmm.. sabar, kalian kudu berkunjung ke Negeri Hatu untuk melihatnya. Toeng toeng toeng ^_* 😀

Foto by Debbie Samson

Masih ada juga Gula Aren yang terkenal bersih, enak dan manis. Gula Hatu yang hitam manis ini, membuat mata terpesona (lihat foto disamping kiri). Ada juga gula bulu yang kenyal dan manis (lihat foto diatas paling kanan). Setelah gula dimasak, biasanya dimasukan ke dalam bambu-bambu yang telah di-design sedemikian rupa untuk memberikan nuansa khas Negeri Hatu Manisee 🙂 . Gula yang dimasukan ke dalam bambu-bambu tersebut, dikenal di Ambon dengan sebutan Gula Bulu. Nah, walaupun saat ini sudah tidak banyak masyarakat Negeri Hatu yang memproduksikan gula ini, namun kepopulerannya membuat gula ini tidak pernah punah ditelan waktu.

Pembuatan jalan dan jembatan (lihat foto dibagian kiri bawah) serta perbaikan infrastruktur lainnya di Negeri Hatu telah menggambarkan begitu pesatnya peningkatan pembangunan dari waktu kewaktu. Perkembangan pembangunan ini tentu saja akan dimanfaatkan sedemikian rupa oleh Pemerintah setempat untuk menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut.

Foto by Debbie Samson

Haduh, panjang yah? Sabar masih ada pantainya yang harus diceritain utk kalian. Pantai yang indah & air laut yang membiru pantes utk melepaskan kepenatan dan stress akibat kerja seminggu tuh . Ada sungai yang jernih airnya (lihat foto disamping kanan atas hasil jepretan uncle gue dari Belanda Andre Risamasu), dan semua akan tersajikan manis utk memenuhi kebutuhan piknik sekeluarga. Masih banyak lagi loh yang harus kalian tau; yah adatnya, yah masyarakatnya, dan semuanya.. tapi kalo diceritain panjang lebar disini kayak’e gak seru yah.. so, ayo berkunjung ke Negeri Hatu Manise.. yukkkk… ayukkkkkk…. 🙂

Special thanks to my beloved Aunty (Debbie Samson in Jakarta) sang fotografer yg mantap, utk foto-foto yg indah dan kilasan2 sejarah Hatu yang di-posting dalam blog ini.  Special thanks jg utk my beloved Uncle (Robby Risamasu in Hatu, Ambon) sang penasehat dan tempat bertanya-tanya tentang sejarah dan adat Negeri Hatu.. bedankt juga utk Uncle Andre Risamasu di Negeri Belanda utk sebagian foto yg gue catut dari Album FBnya.. maap seng minta izin lai aleee.. jang kurang2 hati yah 🙂 danke banyak2 juga utk anda semua guys yg sudi buka-buka blog ini. semua ku persembahkan hanya utk mu. maap yee, jika gak terlalu sempurna dan terdapat banyak kekurangan sana sini 😀