Friends, pernahkah kalian mendengar Desa Hatu atau Negeri Hatu? Rasanya gak pas jika kalian berkunjung ke Kota Ambon, tapi gak mampir di Kampung yang terkenal dengan Batu, Pantai dan Buah-buahan itu. Nah, biar kalian punya sedikit referensi.. simak blog ini yah. Kalaupun gak jadi datang ke Hatu, paling gak kalian sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang Desa/Negeri Hatukaturu Henamantelu. (sejarahnya nanti kalian ikuti terus dalam blog ini yah)
Negeri Hatu atau Hatukaturu Henamantelu adalah sebuah Negeri adat yang berada di Propinsi Maluku terletak di Pulau Ambon dan termasuk dalam wilayah kekuasaan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, dengan jumlah penduduk sekarang sekitar 3.500 jiwa (900 KK). Rata-rata mata pencaharian dari penduduknya adalah sebagian besar tergolong petani darat dan laut dan hanya sebagaian kecil saja yang tergolong PNS dan TNI-POLRI. Masyarakat di Negeri Hatu selain yang berdomisili di Negeri Hatu, tetapi ada juga yang hidup di tanah perantauan seperti di kota Ambon, diberbagai pelosok tanah air di Indonesia maupun di luar Negeri seperti di Belanda.
Negeri Hatu ini terletak ± 47 Km dari Kota Ambon. Kalo gak salah terletak di bagian Barat dari kota Ambon Manise itu. Dari bandar udara Pattimura hanya berjarak ± 7 Km dan hanya butuh waktu 10 menit utk tiba di Negeri Hatu Katuru Henamantelu. Sedangkan dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon (Pelabuhan Laut) jaraknya ± 48 Km (itu perhitungan suka-suka gue ajah, tp gak jauh2 amat deh dari perhitungan aslinye.. hehe ). Makanya gue referensiin ajah utk gunakan transportasi “burung besi” alias pesawat kalau kalian ingin kunjungi Negeri Hatu ini (khusus untuk kalian yang berada di luar Pulau Ambon). Yang berada dekat-dekat dan gak butuh transportasi udara, kalian bisa gunakan mobil ajah atau sepeda motor atau speed boat.. sepeda juga bolehlah. Tapi jangan cariin becak atau andong atau kereta api atau bajaij yah.. gak ada loh disana.. kalian juga gak perlu kuatir utk tiba ke Negeri Hatu itu. Tempatnya gak berada di daerah terpencil koq. Jalannya juga muantepp. Pokoknya dijamin perjalanan kalian ke tempat ini akan terasa sangat menyenangkan. Masyarakatnya oke oke.. baik hati dan ramah dengan tamu-tamu yang datang… (narsis dikit deh) 😀
Mau tau apa saja yang ada di Desa/Negeri Hatu? Biasanya kalau musim buah (langsat, durian, manggis, mangga, duku, nanas, de el el), Desa Hatu ini paling banyak dikunjungi oleh para pemburu buah dari berbagai penjuru di Kota Ambon. Secara, buahnya lezat dan manis amat.. biasa deeh, semanis orang-orangnya gitu lah.. wekekekekk.. 😀 selain buah, ada juga Cengkeh dan Pala yang sangat banyak ditemui. Eits, kalian tau Cengkeh dan Pala gak? Itu loh, rempah-rempah yang akhirnya membawa para Kompeni dari Negeri Belanda sana untuk bermukim dan menjajah Negara kite yang tercinta ini, terlebih Maluku. 😦
Yang paling terkenal dan yang paling ajaib di Desa/Negeri Hatu adalah BATU. Hey koq Batu sih? Iya lah.. nama kampungnya saja Hatu Katuruhenamantelu artinya Batu yang keluar.. di Desa ini, Batu gak pernah habis-habisnya. Pada hal masyarakatnya sering menggunakan batu-batu ini untuk dijual dan digunakan utk pembuatan rumah dan gedung2 pencakar di seluruh kota Ambon (gak seluruhnya kalee yeee) dari zaman ke zaman, dari abad ke abad.. hehehe…:) Jenis-jenis batunya itu macam-macam loh. Penasaran yah dengan batu-batu itu? Hmmmm.. sabar, kalian kudu berkunjung ke Negeri Hatu untuk melihatnya. Toeng toeng toeng ^_* 😀
Masih ada juga Gula Aren yang terkenal bersih, enak dan manis. Gula Hatu yang hitam manis ini, membuat mata terpesona (lihat foto disamping kiri). Ada juga gula bulu yang kenyal dan manis (lihat foto diatas paling kanan). Setelah gula dimasak, biasanya dimasukan ke dalam bambu-bambu yang telah di-design sedemikian rupa untuk memberikan nuansa khas Negeri Hatu Manisee 🙂 . Gula yang dimasukan ke dalam bambu-bambu tersebut, dikenal di Ambon dengan sebutan Gula Bulu. Nah, walaupun saat ini sudah tidak banyak masyarakat Negeri Hatu yang memproduksikan gula ini, namun kepopulerannya membuat gula ini tidak pernah punah ditelan waktu.
Pembuatan jalan dan jembatan (lihat foto dibagian kiri bawah) serta perbaikan infrastruktur lainnya di Negeri Hatu telah menggambarkan begitu pesatnya peningkatan pembangunan dari waktu kewaktu. Perkembangan pembangunan ini tentu saja akan dimanfaatkan sedemikian rupa oleh Pemerintah setempat untuk menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Haduh, panjang yah? Sabar masih ada pantainya yang harus diceritain utk kalian. Pantai yang indah & air laut yang membiru pantes utk melepaskan kepenatan dan stress akibat kerja seminggu tuh . Ada sungai yang jernih airnya (lihat foto disamping kanan atas hasil jepretan uncle gue dari Belanda Andre Risamasu), dan semua akan tersajikan manis utk memenuhi kebutuhan piknik sekeluarga. Masih banyak lagi loh yang harus kalian tau; yah adatnya, yah masyarakatnya, dan semuanya.. tapi kalo diceritain panjang lebar disini kayak’e gak seru yah.. so, ayo berkunjung ke Negeri Hatu Manise.. yukkkk… ayukkkkkk…. 🙂
Special thanks to my beloved Aunty (Debbie Samson in Jakarta) sang fotografer yg mantap, utk foto-foto yg indah dan kilasan2 sejarah Hatu yang di-posting dalam blog ini. Special thanks jg utk my beloved Uncle (Robby Risamasu in Hatu, Ambon) sang penasehat dan tempat bertanya-tanya tentang sejarah dan adat Negeri Hatu.. bedankt juga utk Uncle Andre Risamasu di Negeri Belanda utk sebagian foto yg gue catut dari Album FBnya.. maap seng minta izin lai aleee.. jang kurang2 hati yah 🙂 danke banyak2 juga utk anda semua guys yg sudi buka-buka blog ini. semua ku persembahkan hanya utk mu. maap yee, jika gak terlalu sempurna dan terdapat banyak kekurangan sana sini 😀
Ivony
15 Januari 2011 pukul 2:04 am
Mantap sudah ade…
Vensca Ginsel
15 Januari 2011 pukul 2:35 am
@ Kak Von, Katong pung tampa kelahiran memang mantap yah Kak.. ckckck.. Keren!!
Debbie Samson
15 Januari 2011 pukul 7:12 pm
Benar2 luar biasa Nona ! Ale memang karas …..
Vensca Ginsel
15 Januari 2011 pukul 9:16 pm
Aunty Deb, danke lai.. itu semua karena bantuan Aunty juga mo.. hahaha.. bt cuma tinggal pugar akang sadiki temi.
Andy Risamasu
19 Januari 2011 pukul 9:22 am
Vensca,
Thx for sharing this with us!!! Mantap.
Di pulau Ambon, tidak ada kampong jg terdalam seperti Negeri Hatu.
(almarhum Bapa Ezekiel Salamahu)
Quote: “Betul terkenal dan yang paling ajaib di Desa/Negeri Hatu adalah BATU.”
Tetapi biar tidak di masak lagi sekarang ini (terachir kira2 `90) jg Murni di seluruh Maluku itulah Gula HATU. Itu kalau bilang akan pun Sadap….. sudah……… ;-(
Vensca Ginsel
23 Januari 2011 pukul 8:19 pm
You’re welcome Uncle Andy !
Memang sudah waktunya samua basodara dari Hatu tahu tentang sejarah dan adat katong pung negri Hatu Katuru Henamantelu, karena sepertinya balong samua basodara yang tahu, tida ? Nah, deng adanya blog ini, semoga saja akhirnya semua tahu sampai generasi muda pun, karena ini sangat penting.
Yang Om Andy maksud dengan katong pung kampong Hatu yang terdalam apa ? Terus terang saya tidak mengerti maksud Om.
Saya menunggu penjelasan dari Om ya !.
Setahu beta selama ini katong pung negeri Hatu balong bagitu terkenal, hanya 1/6 dari orang2 Maluku yg tahu tentang negeri Hatu. Tetapi semoga sekarang dengan adanya blog ini, akhirnya katong pung negeri Hatu jadi terkenal dimana2.. Amin !
Love and Pray,
Vensca
Nova Rini
7 Februari 2011 pukul 1:21 pm
Vens, thanks blog kamu keren banget loh. gaya promosi juga apik Vens. at least, mudah-mudahan gw diajakin ama lo ke sana yah. lol
Vensca Ginsel
7 Februari 2011 pukul 1:41 pm
Mbak Nova, thanks a lot utk pujiannya.. jadi terbang2 deh gw.. hihi 😛
btw, boleh lah.. ntar klo sdh ada wkt gw ajakin kesana ya mbakyu?! secara, bedua sama2 sibuk boo.. lol
yuni80
1 Maret 2011 pukul 10:33 pm
Bagus banget tulisan kamu Vens… Boleh juga tuch bercerita tentang daerah… so qt jadi tau tentang daerah itu meski qt belum pernah berkunjung 🙂
Krisna Shop
20 Maret 2011 pukul 9:33 am
wahh jadi pingin kesana….
kyknya Hatu jadi salah satu tempat yang musti gw kunjungin sebelum mati nih 😛
setyo Margono
10 Agustus 2011 pukul 6:11 am
Gambar oce kampung batu . . . Batu unt bangunan atau batu yang lain hanya diceritakan tapi gambarnya tdk muncul . . .
Rolando Yopi Tamtalahitu
3 Oktober 2014 pukul 4:33 pm
lihat gambar saja bung, akang ada tuh..
Stephanie Risamasu
22 Agustus 2015 pukul 11:38 am
I Love Negeri Hatu :*
Stephanie Risamasu
22 Agustus 2015 pukul 11:39 am
Terimakasi kaka Enka dan tante Debbie 🙂